Ancaman Kecerdasan Buatan Terhadap Kehidupan Manusia
Perkembangan teknologi tidak dapat dielakkan lagi dalam kehidupan manusia, teknologi telah mengubah cara kita hidup, berkerja, dan berinteraksi satu sama lain. Dalam perkembangan dunia teknologi merunjuk pada kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa yang menghasilkan penemuan baru. Perkembangan teknologi terbaru seperti Quantum Computing, 5G, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, Autonomous Vehicles, Robotics, Internet Of Things, dan masih banyak lagi. Teknologi terbaru tersebut berkembang sangat pesat dan hampir diseluruh bidang kehidupan manusia menggunakan kemajuan teknologi ini untuk memudahkan kehidupan mereka.
Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan atau program computer yang dibangun untuk meniru kecerdasaan manusia. AI merupakan sebuah konsep dimana mesin atau komputer dapat mempelajari sebuah hal layaknya manusia. Untuk memecahkan masalah-masalah manusia itu sendiri. Menurut (Ahmad, 2017) Artificial Intelligence adalah teknik untuk meniru kecerdasan yang dimiliki oleh makhluk hidup maupun benda mati untuk menyelesaikan sebuah persoalan.
Artificial Intelligence pertama kali diusulkan dalam konferensi Dartmouth pada tahun 1956 oleh Jhon McCarthy. AI sudah mengalami banyak sekali kemajuan pesat, ketersedian data yang melimpah, telah membuka banyak jalan untuk membuat aplikasi AI yang lebih canggih lagi. Salah satu kemajuan terbaru dari AI adalah pengembangan Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang kemampuannya untuk menghasilkan text dengan gaya dan konteks yang diberikan. Dengan perkembangan yang sudah sangat pesat, AI mampu memberikan banyak kemudahan untuk manusia. Tetapi akan menimbulkan ancaman-ancaman yang akan terjadi terhadap kehidupan manusia. Seorang dosen dari UIN Bukittinggi, Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd, dalam suatu seminar nasional mengatakan bahwa “AI itu seperti pisau bermata dua yang dapat bermanfaat positif dan negatif “ pungkas beliau.
Keberadan AI sudah menggantikan berbagai pekerjaan manusia. Beberapa lembaga penyiaran yang sudah mulai mengembangkan sistem kecerdasan buatan. Mengutip dari website (Krjogja,2023) Ceo dari media masa nasional tvone, Taufan Eko Nugroho Rotorasiko mangatakan bahwa “Memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence, TV One telah menghadirkan terobosan dalam dunia pertelevisian Indonesia”. Pada beberapa waktu lalu tepatnya pada Jum'at (21/4/2023) tvone meluncurkan robot AI mereka yang ditugaskan menjadi presenter pada stasiun televisi tersebut yang diklaim pertama di Indonesia, bukan hanya satu robot presenter AI yang mereka luncurkan tetapi sampai tiga robot presenter AI yang mereka luncurkan sekaligus yang dibernama Nadira, Sasha dan Bhoomi. Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya Tingkat pengangguran di Indonesia dan bahkan seluruh dunia sekalipun.
Menurut (Difinubun, Rachmadana, Putra, & Yusron, 2022) dikatakan bahwa terjadi peningkatan Tingkat pengangguran dari tahun ketahun dikarenakan adanya AI ini. Meningkatnya Tingkat pengangguran menyebabkan banyak sekali masalah yang akan terjadi. Seperti Tingkat kemiskinan semakin meningkat, kelaparan, menurunnya sdm, dan yang paling parah adalah makin maraknya tindak kekerasan yang melanggar hukum yang dilandasi karena mereka memerlukan uang untuk bertahan hidup, tetapi sumber pencarian mereka sudah direnggut oleh keberadaan kecerdasan buatan atau AI ini.
Kecerdasan buatan ini dapat mengendalikan manusia jika tidak dikelola dengan baik. Elon Musk mengklaim bahwa “AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan, dan mampu membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya”(Gizchina,2023). Alasan utamanya adalah mesin yang mampu memproses setiap data yang hadir disetiap bidang kehidupan kita. Tingkat kendali yang diberikan kepada kecerdasan buatan begitu besar sehingga manusia hampir menyerahkan dirinya ke tangan entitas lain. Efek ketergantungan manusia kepada Keputusan yang diberikan oleh AI berlangsung disetiap bidang kehidupan manusia baik Kesehatan, keuangan dan politik sekalipun.
AI tidak dapat menjamin akurasi yang mutlak. Keputusan yang AI berikan ini kesalahan yang tersembunyi dalam algoritma AI. Dapat menyebabkan dampak yang sangat serius dan mampu menyebabkan kerugian yang sangat besar. AI menyebabkan ketergantungan manusia dalam bidang Pendidikan kebiasan pelajar atau mahasiswa yang terlalu mengandalkan chatbot. Mengutip dari (Salsabilla, Hadi, Pratiwi, & Mukarromah, 2023) dikatakan bahwa 43% mahasiswa telah mangandalkan chatbot dalam menjalani studi mereka. Mahasiswa terlalu bergantung kepada AI dalam penyelesaian masalah-masalah yang mereka miliki seperti mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, dan mangandalkan semuanya kepada chatbot AI untuk membantu mereka, ketergantungan yang berlebih dalam menggunakan AI ini dapat mengurangi keterampilan mereka dalam menyelesaikan suatu persoalan dan mengurangi kemampuan berfikir kritis karena mereka menganggap bahwa AI ini mampu membantu semua kesulitan mereka.
Robot AI menunjukkan beberapa sifat-sifat yang dimiliki oleh orang cerdas dan bahkan bisa lebih efektif dari pada manusia. Sederhananya, AI mengendalikan kehidupan. Sehingga dapat dipastikan bahwa ketika AI “memutuskan” untuk mengambil tindakan sendiri, maka tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk melawannya. Kemampuan AI semakin meningkat dan suatu saat kecerdasan buatan akan mampu membuat keputusannya sendiri, ini tidak dapat dihindari dan akan segera terjadi. Seorang ilmuan komputer Geoffrey hinton yang disebut sebagai “Bapak AI” memutuskan untuk berhenti dari Perusahaan raksasa dibidang teknologi yaitu Google. Geoffrey mengatakan Salah satu cara sistem-sistem ini mungkin lepas kendali adalah dengan menulis kode komputer mereka sendiri untuk memodifikasi diri mereka sendiri, Ini sudah menjadi gambaran bagaimana AI ini, selain banyaknya kemudahan yang diberikan kepada kita tetapi banyak juga hal yang akan mengancam keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Saya sebagai seorang kader muda KMHDI, sudah seharusnya memberi peranan dalam membantu menghadapi permasalahan yang ada dalam perkembangan dunia teknologi. Untuk meminimalisir masalah diperlukan tingkat pengamanan yang sangat ketat. Pemerintah agar bisa menciptakan peraturan yang mangatur penggunaan kecerdasan buatan AI ini. Agar dampaknya tidak merugikan banyak orang. Memungkinkan semua Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang teknologi terbaru masa kini. Memastikan bahwa teknologi yang mereka gunakan tersebut dapat melayani tujuan manusia dari pada merusak kehidupan orang yang sudah bisa dibilang layak. Mengurangi potensi terjadinya kesalahan pada sistem AI. Dengan melatih data yang memiliki proporsi disetiap kategori seimbang.